Penggunaan teknologi dalam even sekelas Piala Dunia 2010 dipertanyakan sejumlah kalangan, Senin (28/6). Federasi Sepak Bola Internasional atau FIFA dianggap gagap teknologi dalam menyikapi kompetisi yang digelar di Afrika Selatan.
Dalam beberapa pertandingan, wasit FIFA dituding gagap teknologi karena melahirkan keputusan kontroversi di lapangan. Bahkan, keputusan tersebut cenderung merugikan sejumlah peserta Piala Dunia, termasuk Inggris dan Meksiko dalam pertandingan 16 besar.
"Saya sangat kecewa menyaksikan jalannya pertandingan karena wasit menganulir gol sah Lampard tanpa mempertimbangkan bukti nyata rekaman video," kata Hugh Rubertson, Menteri Olahraga Inggris. Meski begitu, Rubertson mengaku legowo dengan hasil pertandingan. Tetapi dia tetap berharap Asosiasi Sepak Bola Inggris atau FA turun tangan mempertanyakan kebijakan FIFA soal penggunaan teknologi pemantau garis gawang.
Sementara Sekretaris Jenderal FIFA Jerome Valcke tetap membela wasit. "FIFA tidak akan membuat pernyataan apapun soal keputusan wasit di lapangan. Anda bisa berbicara banyak tentang masalah tindakan "buruk" wasit. Tetapi kami tidak pernah menjanjikan sistem nol kesalahan dalam Piala Dunia," ujar Valcke. Namun, Valcke berjanji untuk memasang alat tambahan pada Piala Dunia 2014 agar kontroversi serupa tidak terulang.
Juru bicara FIFA Nicolas Maingot juga buka suara. Menurut Maingot, FIFA tetap pada pendirian semula untuk tidak menggunakan teknologi pembantu, meski diusulkan banyak pihak. "Sekali lagi kami tak akan menanggapi tentang teknologi, baik penggunaannya atau tidak meski sudah banyak perdebatan sejak beberapa tahun lalu," lontar Maingot.
FIFA hanya menyesalkan telah menayangkan rekaman ulang gol saat pertandingan masih berlangsung. FIFA telah membuat keputusan bahwa wasit tidak membutuhkan teknologi pembantu. Alasannya, agar permainan sepak bola lebih manusiawi. Selain itu, teknologi video untuk membantu wasit terlalu mahal dan tidak bisa secara merata diaplikasikan di seluruh kompetisi di seluruh dunia.
Dalam beberapa pertandingan, wasit FIFA dituding gagap teknologi karena melahirkan keputusan kontroversi di lapangan. Bahkan, keputusan tersebut cenderung merugikan sejumlah peserta Piala Dunia, termasuk Inggris dan Meksiko dalam pertandingan 16 besar.
"Saya sangat kecewa menyaksikan jalannya pertandingan karena wasit menganulir gol sah Lampard tanpa mempertimbangkan bukti nyata rekaman video," kata Hugh Rubertson, Menteri Olahraga Inggris. Meski begitu, Rubertson mengaku legowo dengan hasil pertandingan. Tetapi dia tetap berharap Asosiasi Sepak Bola Inggris atau FA turun tangan mempertanyakan kebijakan FIFA soal penggunaan teknologi pemantau garis gawang.
Sementara Sekretaris Jenderal FIFA Jerome Valcke tetap membela wasit. "FIFA tidak akan membuat pernyataan apapun soal keputusan wasit di lapangan. Anda bisa berbicara banyak tentang masalah tindakan "buruk" wasit. Tetapi kami tidak pernah menjanjikan sistem nol kesalahan dalam Piala Dunia," ujar Valcke. Namun, Valcke berjanji untuk memasang alat tambahan pada Piala Dunia 2014 agar kontroversi serupa tidak terulang.
Juru bicara FIFA Nicolas Maingot juga buka suara. Menurut Maingot, FIFA tetap pada pendirian semula untuk tidak menggunakan teknologi pembantu, meski diusulkan banyak pihak. "Sekali lagi kami tak akan menanggapi tentang teknologi, baik penggunaannya atau tidak meski sudah banyak perdebatan sejak beberapa tahun lalu," lontar Maingot.
FIFA hanya menyesalkan telah menayangkan rekaman ulang gol saat pertandingan masih berlangsung. FIFA telah membuat keputusan bahwa wasit tidak membutuhkan teknologi pembantu. Alasannya, agar permainan sepak bola lebih manusiawi. Selain itu, teknologi video untuk membantu wasit terlalu mahal dan tidak bisa secara merata diaplikasikan di seluruh kompetisi di seluruh dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentarnya