Setelah hampir sebulan berusaha, tim Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi akhirnya menemukan titik gempa yang selama ini meresahkan ratusan warga di Kecamatan Tanjungsari, Sumedang, Jawa Barat. Meski sumber getaran sudah ditemukan, sejumlah warga hingga siang ini masih memilih menetap di pos ronda.
Berdasarkan hasil penelitian tim Pusat Volkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, sumber gempa dan getaran, berasal dari retakan tanah di kedalaman satu kilometer. Titik gempa berada di kawasan Kebun Bambu Desa Raharja, Sumedang, Jawa Barat. Menurut kepala bidang gempa bumi, I Gede Suantika, gempa tersebut dinilai tidak membahayakan lingkungan.
Suantika menambahkan, titik getaran gempa di bawah tanah telah mengakibatkan retakan tanah di permukaan dengan panjang 15 meter dan lebar 40 sentimeter, di Kecamatan Tanjungsari, Sumedang.
Kesimpulan ini didasarkan pada catatan empat alat digital lugger yang ditanam di empat titik di kawasan Tanjungsari, dan diketahui hasilnya, Kamis sore kemarin. Gerakan ini diprediksi akan berhenti, setelah retakan tanah di bawah permukaan mencapai keseimbangan baru. Namun tim dari PVMBG belum bisa memastikan kapan getaran ini akan berhenti.
Meski dinyatakan tidak membahayakan lingkungan, namun sejumlah warga, hingga siang ini, masih memilih berada di pos ronda, di sekitar desa mereka, karena khawatir getaran tanah yang terjadi minimal 4 kali sehari, akan merobohkan rumah mereka. Bahkan sosialisasi yang dilakukan petugas untuk menenangkan warga, nyaris tidak didengar.
Gempa dan getaran tanah yang mengeluarkan suara bergemuruh, sudah dirasakan warga kecamatan Tanjungsari, Sumedang, sejak sebulan lalu. Bahkan dua pekan terakhir, terjadi getaran besar, hingga membuat sejumlah rumah warga retak-retak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentarnya