Sabtu, 08 Mei 2010

Menuju Personal Security Number

Badan Pusat Statistik (BPS), mulai 1 Mei selama sebulan melakukan sensus penduduk secara nasional. Berbeda dengan sensus sebelumnya, sensus kali ini katanya, data yang dihasilkan akan lebih akurat karena menggunakan kuisioner elektronik. Teorinya, dengan metode ini tidak akan terjadi pencacahan ganda oleh petugas, karena data masing-masing kuisioner saling terkunci. Tapi benarkah demikian? inilah laporannya

Sensus penduduk 2010 telah dimulai pada 1 Mei lalu, dan hingga sebulan ke depan warga masyarakat akan melihat 3 sampai empat orang berpakaian seragam, datang dan bertanya dengan keramahan.

Inilah tahap pertama dari dua tahapan sensus yang sedang dijalankan. Sampai tanggal 8 Mei para petugas ini melakukan pendataan awal, dan rumah-rumah yang telah didatangi, ditandai dengan menempel stiker. Pendataan penduduk, baru akan berlangsung tanggal 10 hingga 31 Mei mendatang. Indonesia, dalam sejarahnya  sudah lima kali melakukan sensus penduduk, ketika pertama kali dilakukan di tahun 1961. Dan sensus kali ini, juga dilaksanakan selama bulan Mei, oleh semua negara di dunia, karena memang atas rekomendasi PBB, untuk kepentingan pendataan penduduk dunia.

Sensus tidak semata untuk mendapatkan data jumlah penduduk, tapi juga gambaran kehidupan masing-masing warga. Itu sebabnya, ketika didatangi petugas sensus mencermati pertanyaan-pertanyaan yang diajukan petugas, presiden yakin hasil sensus ini akan sangat bermanfaat sebagai data base bagi program pembangunan nasional ke depan. Presiden minta semua warga masyarakat, memberikan data seakurat mungkin.

Sensus kali ini, menurut kepala badan, hakekatnya merekam bio data penduduk sedetail mungkin, karena itu sensus 2010 ini disebut juga sensus penduduk dan perumahan.

Untuk mendapatkan data yang diharapkan, petugas akan mengajukan 40 pertaanyaan, termasuk soal mata pencaharian, pendidikan, hingga kesehatan masing-masing warga.

Tak semua pekerjaan itu berjalan mulus, karena tak jarang, penghuni rumah sulit ditemui. Padahal, dengan rasio 600 ribu petugas berbanding 65 juta rumah tangga yang harus dicacah, 
dalam sehari mereka harus mendata minimal delapan rumah tangga setiap harinya.

Apakah data yang dihasilkan dijamin akurat?. Teorinya, dengan metode kuisioner elektronik yang digunakan, menurut Rusman, tidak akan terjadi pencacahan ganda, karena data masing-masing kuisioner saling terkunci.

Tapi tetap saja,  masih bergantrung pada bagaimana petugas di lapangan menjalankan tugasnya. Semoga, semua berjalan sesuai harapan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas komentarnya